Kamis, 20 Mei 2010

Tips dapat Jodoh: Ritual di Pulau Cinta?

Ditulis oleh bintang
Rabu, 15 Oktober 2008
pulau_laut.jpgTidak ada yang mengetahui sejak kapan masyarakat Pulau Laut Kotabaru, memulai ritual melepas sepasang ayam jantan dan betina di Pulau Cinta, pulau kecil sekitar dua mil dari Pulau Laut. Mereka yang biasa melakukan ritual itu menyebutnya pesta adat Mallassuang Manu, yang berarti meminta jodoh.



Muda-mudi di wilayah Pulau Laut Barat, Selatan, Tengah, dan Pulau Laut Kepulauan, Kotabaru, Kalimantan Selatan, adalah kelompok yang paling banyak melakukan ritual ini.Mereka umumnya memang meminta segera dipertemukan jodohnya oleh Allah SWT dengan cara melakukan ritual Mallasuang Manu.

Dengan melepaskan sepasang ayam jantan dan betina di Pulau Cinta, pulau yang luasnya kurang dari 500 m3 dan hanya terdiri dari batu-batu besar dan sejumlah pohon laut tersebut, kaum muda-mudi akan segera mendapat jodoh.

Selain melepaskan ayam jantan dan betina dari atas dua batu besar, yang terbelah dengan ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan laut, muda-mudi yang datang ke Pulau Cinta, juga melaksanakan ritual mengikatkan sebuah tali di dahan dan ranting pohon laut, yang tumbuh di atas batu-batu besar, dengan harapan akan mendapatkan jodoh yang tidak akan terputus sampai maut menjemput.

Tali atau benda-benda yang digantung di dahan dan ranting tersebut, biasa berupa pita warna-warni, plastik rafia, atau akar pohon, dan diberi benda-benda atau batu yang memiliki bentuk indah atau sapu tangan, sebagai tanda keinginanya digantungkan kepada Allah SWT.

Usai memasang dan melaksanakan selamatan di Pulau Cinta, muda-mudi yang menggunakan kendaraan kelotok tersebut kembali pulang, dengan membawa harapan segera dipertemukan jodohnya.

Setelah keinginannya tercapai bertemu jodohnya, mereka kembali mendatangi Pulau Cinta, pulau yang harus ditempuh dengan waktu sekutar 30 menit dari daratan Pulau Laut.

Mereka kembali ke Pulau Cinta dengan menggunakan perahu yang dihiasi kain dan kertas warna-warni bersama pasangannya, untuk melakukan syukuran bersama kerabat dekat dan handai taulannya.

Dalam selamatan itu disajikan beberapa menu makanan khusus yang tidak boleh ditinggalkan seperti, sanggar (pisang kepok yang di balut dengan tepung beras dan gandum dengan ditambah gula dan garam, kemudian goreng), serta minuman teh panas yang disajikan saat kedatangan pertama dan kedua kalinya itu.

Mereka datang untuk melepas dan mengambil kembali tali serta benda yang diikat pada dahan dan ranting, untuk disimpan sebagai bukti keinginannya telah dikabulkan Allah SWT, mendapatkan jodoh dengan harapan terus dibimbing untuk menjadi keluarga yang sejahtera.

Ritual yang dilaksanakan antara bulan Juli dan Agustus tersebut, disaksikan oleh ribuan wisatawan domestik dan manca negara, seperti Australia, Korea Selatan, dan China. (ant/ais)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar